Oleh: Ardilawati (NIM: 202401016)
Jurusan : Akuntansi Syariah. Mahasiswa Institut Syariah Negeri Junjungan (ISNJ) Bengkalis
Mata Kuliah: Alam & Tamadun Melayu
Dosen Pengampu : Jhon Suhadi, S.Akun,.M.Ak
Pendahuluan
Tulisan Jawi merupakan salah satu khazanah budaya Melayu yang pernah menjadi medium penulisan utama di Nusantara sebelum digantikan oleh tulisan Rumi. Namun, Seiring perkembangan zaman, penggunaan tulisan Jawi semakin berkurang, terutama di kalangan generasi muda. Pertanyaannya, bisakah tulisan Jawi direvitalisasi dan menjadi tren kembali di kalangan milenial?
Sejarah dan Signifikansi Tulisan Jawi
Tulisan Jawi adalah aksara Arab yang dimodifikasi untuk menulis Bahasa Melayu. Ia berkembang pesat pada masa kesultanan Melayu dan digunakan dalam urusan administrasi, sastra, dan keagamaan. Kitab-kitab klasik seperti Hikayat Hang Tuah dan Sejarah Melayu awalnya ditulis dalam Jawi, menunjukkan betapa pentingnya tulisan ini dalam peradaban. Namun, setelah penjajahan Barat dan pengenalan tulisan Rumi, Penggunaan tulisan Jawi mulai menurun. Sekarang, tulisan ini lebih sering ditemui dalam konteks keagamaan atau budaya tradisional.
Tantangan Revitalisasi Tulisan Jawi di Era Digital
Generasi milenial dan Gen Z tumbuh di era digital yang serba cepat, di mana konten visual dan singkat lebih diminati. Beberapa tantangan dalam menghidupkan kembali tulisan jawi antara lain :
Strategi Menjadikan Jawi Kembali Tren
Agar tulisan Jawi bisa kembali populer di kalangan milenial, diperlukan pendekatan kreatif, seperti :
Kesimpulan
Revitalisasi tulisan Jawi bukanlah hal mustahil jika dilakukan dengan strategi yang tepat. Generasi milenial sebenarnya tertarik pada hal-hal unik dan bernilai budaya, asalkan di sajikan dengan cara yang relevan. Dengan kombinasi kreativitas dan teknologi, tulisan Jawi bisa kembali menjadi tren dan dilestarikan sebagai warisan bangsa.
Bagimana pendapatmu? Apakah kamu tertarik mempelajari tulisan Jawi?
Artikel ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Alam dan Tamadun Melayu. Penulis : Ardilawati (Nim : 202401016)
(Foto ilustrasi hanya representasi, hak cipta gambar milik pemilik asli).
Fitrianita : Ada Tiga Pilar SRA yaitu Satuan Pendidikan, Orang Tua dan Peserta Didik
Alhamdulillah, Delapan Perpustakaan Di Kabupaten Terstandardisasi PISA Predikat Pratama
Penyelenggaraan SRA Sebagai Solusi dari Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan
Desa Bantan Timur Siap Berlaga di Lomba Desa Ramah Perempuan, Peduli Anak dan Pendidikan Nasional