Loading...

Berita

PUSPAGA Tepak Sirih Kabupaten Bengkalis Bersama Mahasiswa STAIN, Berikan Edukasi Pencegahan Pernikahan Usia Anak di Desa RPPA Bantan Timur

Admin Web
61 x Dikunjungi
31 Oktober 2024
PUSPAGA Tepak Sirih Kabupaten Bengkalis Bersama Mahasiswa STAIN, Berikan Edukasi Pencegahan Pernikahan Usia Anak di Desa RPPA Bantan Timur

BENGKALIS – Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) adalah unit layanan terpadu yang memberikan solusi dan layanan bagi keluarga dalam menghadapi permasalahan dan merupakan bentuk layanan pencegahan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Bengkalis. 

Puspaga Tepak Sirih Kabupaten Bengkalis membuka layanan konseling sebelum dimulai acara penyuluhan pencegahan pernikahan dini di Desa Bantan Timur dengan melibatkan mahasiswa STAIN Bengkalis Tengku Assajadatuddur dan M. Saputra Ilhami dipandu oleh Kepala DPPPA Kabupaten Bengkalis diwakili Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak (PHPA) Fitriani Eka Putri di Gedung Pelatihan Desa Bantan Timur pada Selasa 29 Oktober 2024.

Isu yang diangkat dalam layanan Konseling Adalah Pencegahan Perkawinan Usia Anak Menurut Pendapat Mahasiswa STAIN Bengkalis Berdasarkan pengalaman pribadi mereka melewati masa anak-anak dengan tidak memilih menikah dini yang mana konseling ini diikuti sekitar 10 orang.


Sesi konseling ini dibuka lansung oleh Kabid PHPA dengan memberi kesempatan kepada Mahasiswa untuk menyampaikan pendapat mereka berdasarkan pengalaman pribadi dimulai dari Tengku Assajadatuddur. Dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi faktor utama untuk melanjutkan pendidikan dari pada menikah di usia muda.

 “Saya merupakan anak pertama dari 6 bersaudara, cara Saya melewati masa anak-anak yaitu dengan adanya dorongan dari pihak orang tua, keluarga, masyarakat tempat tinggal, maupun teman bergaul, mereka semua mengutamakan anak-anak untuk sekolah dan mendukung kemauan anak selagi hal tersebut baik," ujarnya

Tambah Assajadatuddur pernikahan tidak bisa dilihat dari sisi bahagia saja, ditumbuhkan keterampilan-keterampilan tertentu yang dibutuhkan selama menjalani kehidupan pasca pernikahan seperti, memasak dan pengetahuan tentang pola asuh misalnya.

"Saya sendiri juga berpikir kalau semisalnya hanya memikirkan nikah itu dari segi bahagianya saja mungkin saya sudah memilih untuk menikah pada saat itu, namun pada realitanya saya yang tidak bisa memasak, mengurus rumah, memikirkan keadaan orang tua bagaimana kedepannya, pada akhirnya saya tidak memilih jalan tersebut alangkah baiknya pernikahan itu ditunda dulu,” tambahnya.

 Selanjutnya disampaikan oleh M. Saputra Ilhami bahwa dia sebagai anak sulung punya peran dan tanggung jawab untuk membantu kedua orang tua dan menjadi teladan buat adik-adiknya dan khawatir jika menikah diusia muda justru membebani keluarga mengingat belum memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan setelah menikah.


“Saya menjelaskan bahwa sebagai anak pertama dari tiga bersaudara saya lebih memilih untuk kuliah agar ke depannya dapat membantu orang tua dan menjadi contoh yang baik buat kedua adik saya, dipikir-pikir jika kiranya saya memilih menikah diusia anak-anak itu bakalan menyusahkan orang tua nantinya, karena dia belum memiliki pekerjaan yang tetap dan mampu untuk mencukupi kehidupannya dengan keluarga kecil nantinya,” ungkap Ilham.

Pengumuman

  • - Belum ada pengumuman -

Agenda

  • - Belum ada agenda -