Loading...

Berita

Jawi : Tulisan dan Bahasa Dunia Melayu yang Terpinggir

Admin Web
548 x Dikunjungi
13 Juni 2025
Jawi : Tulisan dan Bahasa Dunia Melayu yang Terpinggir

Tulisan Jawi merupakan aksara warisan budaya Melayu yang dulu digunakan dalam pendidikan, agama dan administrasi. Bahkan Tulisan Jawi juga pernah menjadi “aksara agung” dunia Melayu, yang digunakan dalam urusan Resmi, Sastera dan Penyebaran Islam selama berabad-abad. Namun saat ini, Tulisan Jawi semakin terpinggir – digantikan oleh Tulisan Rumi dan terkesan oleh arus Globalisasi.

Sudah lebih 70 tahun berlalu sejak Kongres Bahasa dan Persuratan Melayu Kedua pada tahun 1954 yang meletakkan aksara rumi pada bahasa melayu dan menyisihkan aksara jawi yang menjadi tunjang tamadun dan perpaduan bangsa. Namun, setelah tujuh dekade, kita bukan sekedar melihat bahasa Melayu semakin dipinggirkan, tetapi tulisan jawi yang merupakan akar sejarah dan jiwa bahasa ini terus dilukai, dilupakan dan di kebelakangkan. 


Mengapa Jawi Terpinggir?

Tulisan Jawi semakin terpinggir akibat pengaruh penjajahan yang memperkenalkan sistem pendidikan berasaskan tulisan Rumi dan Inggris, serta perubahan sosial dan teknologi modern yang lebih mengutamakan media bertulisan Rumi yang menyebabkan generasi muda tidak lagi mengenal tulisan Jawi. Serta kurangnya sokongan Institusi Pendidikan dalam mengintegrasikan pengajaran Jawi secara meluas turut menyumbang kepada kemerosotannya.

Akibatnya, tulisan Jawi yang menjadi bukti sejarah dan identiti intelektual Melayu-Islam semakin dilupakan, serta ribuan manuskrip atau naskah berharga tida dapat diakses oleh generasi baru.

Upaya menghidupkan Jawi kembali

Pelestarian Tulisan Jawi dapat diintegrasikan sebagai bagian dari upaya meningkatkan Literasi dan Kesadaran Budaya dikalangan anak-anak. Dan harus berkerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi pentingnya kegiatan budaya dalam pendidikan  anak-anak sebagai bagian dari strategi pemenuhan hak anak sebagai mana yang terdapat pada  pendekatan klaster pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya.

Pendidikan dapat di perkukuh dengan menjadikan Jawi subjek wajib disekolah dan memperkenalkan kursus di perguruan tinggi. Dari aspek teknologi, aplikasi pembelajaran serta penggunaan AI dapat membantu memudahkan akses dan pemahaman terhadap teks Jawi lama. Sementara itu, kesadaran masyarakat boleh ditingkatkan melalui kampanye di media sosia dan menerbitkan papan iklan dalam tulisan Jawi.

“Jawi bukan sekedar Aksara, tetapi mewakili Jiwa Tamadun Melayu yang perlu di pertahankan melalui usan bersama dari berbagai pihak”.


(Foto ilustrasi hanya representasi, hak cipta gambar milik pemilik asli).


Oleh: Tri Afriyanti (NIM: 202401011)

Jurusan : Akuntansi Syariah. Mahasiswa Institut Syariah Negeri Junjungan (ISNJ) Bengkalis

Mata Kuliah: Alam & Tamadun Melayu

Dosen Pengampu : Jhon Suhadi, S.Akun,.M.Ak